#7 Hal yang harus Dilakukan Setelah Blog Migrasi ke Domain TLD

sebarberbagi - Blog yang menggunakan domain top level domain (TLD) akan membuat blog menjadi terlihat lebih profesional dan membuat blog mudah untuk diingat. Sah sah saja sebuah blog tetap menggunakan domain gratis asalkan kita membangun blog dengan serius dan membangun kepercayaan terhadap visitor blog.


Lalu, bagaimana bila blog berdomain gratis yang kita miliki yang sudah memiliki trafik ribuan lalu berganti menjadi blog dengan top level domain ? apakah akan terjadi penurunan trafik ? apakah harus mendaftar ulang ke google webmaster ? dan lain lain. Itulah dilema yang dirasakan pemilik blog saat akan melakukan migrasi domain menjadi domain premium / top level domain. Karena akan banyak hal yang harus dilakukan setelah blog migrasi ke domain TLD

Intinya setelah migrasi ke domain TLD, blog akan menjadi seperti terlahir kembali, namun dengan alamat URL yang berbeda, ranking akan menurun hingga kehilangan backlink. Dampaknya, untuk sementara waktu blog kita akan terjadi penurunan trafik. Untuk itu perlua adanya optimasi ulang terhadap domain yang baru ini.

Berikut ini adalah 7 hal yang harus dilakukan setelah blog migrasi ke domain TLD

#1. Submit artikel ke search engine
Blog yang menggunakan domain baru , tentunya akan kehilangan index pada search engine walaupun ketika alamat blog yang lama diakses dan secara otomatis mengarah ke alamat yang baru, namun hal tersebut tidak menjadmin bahwa search engine akan mengindex blog dengan cepat. Solusinya adalah, dengan melakukan submit konten lama ke search engine dan tiap kali menerbitkan konten baru langsung submit ke search engine. 
Untuk submit konten, langsung saja kunjungi  https://www.google.com/webmasters/tools/submit-url

#2. Mendaftar ulang ke google webmaster tool dan bing
Walaupun blog dengan URL lama dulunya pernah terdaftar di google webmaster tool dan bing, tetap saja kita harus mendaftar ulang URL blog yang baru dikarenakan search engine belum mengenali konten yang kita posting menggunakan domain baru.

Lakukan pendaftaran ulang dan verifikasi ke google webmaster tool supaya blog dengan URL baru dan konten blog lebih cepat terindex

#3. Submit Ulang SItemap ke Google Webmaster
Setelah mendaftar ke google webmaster, selanjutnya adalah submit ulang sitemap supaya memudahkan search engine menelusuri serta mengenali seluruh isi blog kita dengan domain yang baru

#4. Daftar Ulang ke Google Analytics dan Memasang Kode Tracking di Blog
Google analytics memiliki fungsi memonitor interaksi pengunjung di blog kita dengan lengkap dan akurat. Maka dari itu daftarkan kembali blog dengan URL baru dan memasang kode tracking supaya lebih mudah menganalisa bagaimana perkembangan blog. Selain itu memudahkan kita untuk memperbaiki blog menjadi lebih baik

#5. Daftar Ulang ke Alexa
Fngsi Alexa mirip dengan google analytics, yaitu bisa memonitor trafik blog berupa nilai pagerank. Maka dari itu blog dengan URL yang baru silahkan mendaftar dan melakukan verifikasi ulang ke alexa supaya memudahkan kita melihat ranking blog di search engine

#6. Rajin Membuat Konten Berkualitas
Salah satu teknik SEO onPage yaitu rajin membuat konten berkualitas, buatlah konten yang lengkap dan manjang (minimal 300 kata) supaya empercepat search engine mengindex blog dengan domain yang baru

#7. Rajin Promosi Blog
Blog yang migrasi ke domain TLD yang baru, ibarat toko lama yang pindah tempat, membutuhkan promosi supaya pengunjung yang lama tau kemana kita pindah. Mempromosikan blog bisa menggunakan sosial media (ex. facebook, G+, twitter, dll). Promosi yang tepat aman memberikan hasil yang luar biasa

Itulah 7 Hal yang harus Dilakukan Setelah Blog Migrasi ke Domain TLD. Namun ketika kamu memilih bermigrasi ke domain TLD jangan asal membeli domain, pilihlah domain yang SEO friendly juga supaya optimasi SEO lebih mantap.
Share on Google Plus

About Unknown

Terimakasih atas kunjungan anda, sebarberbagi adalah Media Literasi yang mengharapkan tersampainya informasi Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.

0 comments:

Post a Comment