Konsep Media Literasi

Secara sederhana, media literasi pada dasarnya merupakan kepedulian masyarakat terhadap dampak buruk dari media, khususnya media massa. Perkembangan teknologi komunikasi, khususnya berkenaan dengan keberadaan media massa, di samping memberikan manfaat untuk kehidupan manusia ternyata juga memberikan dampak lain yang kurang baik. Beberapa dampak tersebut antara lain (1) Mengurangi tingkat privasi individu, (2) Meningkatkan potensi kriminal, (3) Anggota suatu komunitas akan sulit dibatasi mengenai apa yang dilihat dan didengarnya, (4) internet akan mempengaruhi masyarakat madani dan kohesi sosial, serta (5) Akan overload-nya informasi (Fukuyama dan Wagner, 2000).

Tujuan dasar media literasi ialah mengajar khalayak dan pengguna media untuk menganalisis pesan yang disampaikan oleh media massa, mempertimbangkan tujuan komersil dan politik di balik suatu citra atau pesan media, dan meneliti siapa yang bertanggungjawab atas pesan atau idea yang diimplikasikan oleh pesan atau citra itu.

Berdasarkan hasil Konferensi Tingkat Tinggi mengenai Penanggulangan Dampak Negatif Media Massa, yaitu 21 Century Literacy Summit yang diselenggarakan di Jerman pada 7-8 Maret 2002, diperoleh gambaran kesepakatan yang disebut 21 Century in A Convergen Media Word. Kesepakatan tersebut, seperti disampaikan Bertelsmann dan AOL Time Warner (2002), menyatakan bahwa media literasi mencakup:
  1. Literasi teknologi; kemampuan memanfaatkan media baru seperti internet agar bisa memiliki akses dan mengkomunikasikan informasi secara efektif.
  2. Literasi informasi; kemampuan mengumpulkan, mengorganisasikan, menyaring, mengevaluasi dan membentuk opini berdasarkan hal-hal tadi.
  3. Kreativitas media; kemampuan yang terus meningkat pada individu di manapun berada untuk membuat dan mendistribusikan isi kepada khalayak berapapun ukuran khalayak.
  4. Tanggung jawab dan kompetensi sosial; kompetensi untuk memperhitungkan konsekuensi-konsekuensi publikasi secara on-line dan bertanggung jawab atas publikasi tersebut, khususnya pada anak-anak


Sementara menurut Centre For Media Literacy (2003) upaya untuk memampukan khalayak media untuk mengevaluasi dan berpikir secara kritis terhadap konten media massa, mencakup:
  1. Kemampuan mengkritik media.
  2. Kemampuan memproduksi media
  3. Kemampuan mengajarkan tentang media
  4. Kemampuan mengeksplorasi sistem pembuatan media.
  5. Kemampuan mengeksprolasi berbagai posisi
  6. Kemampuan berpikir kritis atas isi media


Menurut David Buchingham, agar media literasi menjadi dapat berjalan dengan optimal maka diperlukan adanya pendidikan media untuk literasi media, yang mencakup:
  1. Pendidikan media berkenaan dengan pendidikan tentang berbagai (full range) media. Tujuannya untuk mengembangkan literasi berbasis luas, yang tak hanya berkenaan dengan media cetak, tapi juga sistem simbolik citra dan suara.
  2. Pendidikan media berkenaan dengan pembelajaran tentang media, bukan pengajaran melalui media.
  3. Pendidikan media bertujuan untuk mengembangkan baik pemahaman kritis maupun partisipasi aktif, sehingga memampukan anak muda sebagai konsumen media membuat tafsiran dan penilaian berdasarkan informasi yang diperolehnya; selain itu memampukan anak muda untuk menjadi produser media dengan caranya sendiri sehingga menjadi partisipan yang berdaya di masyarakatnya. Pendidikan media adalah soal pengembangan kemampuan kritis dan kreatif anak muda.


Sementara itu, sesuai dengan Deklarasi Unesco mengenai pendidikan media (Dokumen Grundwald)/UNESCO Declaration of Media Education (2006) diperoleh beberapa konsep penting mengenai pendidikan media. Konsep tersebut adalah:
  1. Memulai dan mendorong program-program pendidikan media secara komprehensif Bmulai dari tingkat pra-sekolah sampai universitas, dan pendidikan orang dewasaB yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan mendorong perkembangan kesadaran kritis, dan konsekuensinya, melahirkan kompetensi yang lebih besar di kalangan pengguna media cetak dan elektronik. Idealnya, program seperti ini mencakup analisis produk media, penggunaan media sebagai sarana ekspresi kreatif, serta memanfaatkan secara efektif dan berpartisipasi dalam saluran media;
  2. Mengembangkan pelatihan untuk para guru dan tokoh masyarakat (intermediaries) untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap media, dan melatih mereka dengan metode pengajaran yang tepat, yang memperhitungkan penguasaan yang sudah dimiliki namun masih bersifat fragmentaris terhadap media yang dimiliki banyak siswa;
  3. Mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan manfaat pendidikan media, dalam bidang-bidang seperti psikologi, sosiologi dan ilmu komunikasi;
  4. Mendukung dan memperkuat tindakan-tindakan yang dilakukan dan mencerminkan pandangan UNESCO serta bertujuan untuk mendorong kerjasama internasional dalam pendidikan media.


Lebih jauh ada beberapa pengertian yang lebih spesifik tentang media literasi yang dapat dirujuk untuk memahami konsep ini. Pengertian tersebut antara lain:
  1. Media Literacy Online Project B College of Education University of Oregon at Eugene, menyatakan bahwa : AMedia Literacy is concerned with helping students develop an informed and critical understanding of the nature of the mass media, the techniques used by them, and the impact of the techniques. More spesifically, it is education that aims to increase students= understanding and enjoyment of how the media work, how they produce meaning, how they are organized, and how they construct reality. Media literacy also aims to provide students with the ability to create media products@.
  2. Hobbs dan Frost, The Acquisition of Media Literacy Skills among Australian Adolescents dalam Journal of Broadcasting and Electronic Media, menyatakan: AMedia Literacy is the ability to access, analyze, evaluate and communicate messages in wide variety of forms@.
  3. Committee of Public Education dalam Pediatrics Vol. 104/2 Agustus 1999, menyatakan bahwa : AMedia Literacy is the study and analysis of mass media@.
  4. Tapio Varis dalam Aproaches to Media Literacy and e-Learning, 2000, menyatakan bahwa: AMedia Literacy is the ability to communicate competently in all media, print and electronic, as well as to access, analyze and evaluate the powerful images, words and sounds that make up our contemprorary mass media culture. These skills of media literacy are essential for our future as individuals and as members of a democratic society@.
Share on Google Plus

About Unknown

Terimakasih atas kunjungan anda, sebarberbagi adalah Media Literasi yang mengharapkan tersampainya informasi Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.

0 comments:

Post a Comment