sebarberbagi, Jawa Tengah - Perlu anda ketahui ada sekitar 17 orang yang meninggal dunia saat mudik lebaran 2016 mulai dari 29 Juni-5 Juli 2016, kemacetan yang terjadi di pintu tol Brebes yang disebut juga Jalur Tol Neraka, telah merenggut korban jiwa.
ada berbagai macam penyebab meninggalnya para pemudik selain karena kecelakaan lalu lintas, juga karena terlalu banyak menghirup apnoe causa CO2 toksic dari pendingin udara kendaraan akibat kemacetan yang panjang dan kelelahan.
ada berbagai macam penyebab meninggalnya para pemudik selain karena kecelakaan lalu lintas, juga karena terlalu banyak menghirup apnoe causa CO2 toksic dari pendingin udara kendaraan akibat kemacetan yang panjang dan kelelahan.
Salah seorang pemudik yang turut merasakan rasanya terjebak macet sampai berjam-jam di tol Brebes itu melampiaskan rasa kemarahannyalewat akun Facebook pribadinya. Ia adalah Rian Arie Gustaman yang saat ini postingannya menjadi viral di sosial media.
Rian merasa sangat marah karena pemerintah dianggapnya tidak ingin bertanggung jawab atas tragedi kemacetan panjang yangsudah terjadi di pintu tol Brebes Timur itu. Bahkan, Ia merasa kalau pemerintah terkesan seperti menyalahkan para pemudik.
Berikut postingan akun Rian Arie Gustaman :
Untuk orang yang menyalahkan pemudik karena berangkat bersamaan/mepet lebaran,harusnya berangkat 1 minggu sebelum lebaran saya jawab: libur yang diberikan pemerintah mulai 2 Juli, artinya cuma 4 hari sebelum lebaran, artinya jawab sendiri ya.
Untuk Menteri Perhubungan yang mengatakan bahwa 12 jam tidak mungkin dehidrasi, karena puasa pun 12 jam, jadi kalau sehat tidak mungkin ada masalah, saya jawab: kondisi orang puasa, dia bisa mengkondisikan suasana, badan lelah bisa masuk kamar untuk tidur, bosan bisa jalan-jalan ke sana kemari, panas bisa berteduh, tapi kalau orang yang terjebak macet kondisinya jauh berbeda, tidak bisa bebas bergerak karena posisi duduk, mau keluar mobil panas terik karena di tol, asap knalpot yang tidak bisa dihindari, yang akhirnya berdampak pada psikologis, kelelahan dsb, artinya..jawab sendiri
Untuk Kapolri yang menyalahkan pemudik menggunakan bahu jalan sehingga polisi dan ambulans sulit masuk ke tol, saya jawab: arah Brebes menuju Cirebon sangat kosong, saya rasa polisi dan ambulans bisa memanfaatkan jalur itu untuk memberikan bantuan, karena polisi punya kewenangan untuk melakukan rekayasa lalu lintas ketika keadaan yang memang diperlukan, contoh : moge saja boleh masuk jalan tol (padahal motor ga bisa masuk tol)
Terakhir kepada yang terhormat Presiden RI, yang menyatakan bahwa macet ini dikarenakan keterlambatan pembangunan selama 8 tahun yang lalu, saya jawab: maaf pak, macet parah ini baru terjadi tahun ini, yaitu tahun bapak jadi Presiden karena sebelumnya tidak, jadi mohon maaf saya sebagai rakyat bapak, memohon ke bapak untuk stop menyalahkan masa lalu, tapi fokus memperbaiki.
Terakhir kepada masyarakat yang bilang, salah sendiri ngapain mudik segala, saya jawab: libur ini kesempatan kami berkumpul dengan keluarga besar setelah 1 tahun berpisah, dan kami pun hanya bertemu 1 tahun sekali, kami orang pribumi,masih menghargai persaudaraan.
Sontak saja tulisan Rian ini langsung menyebar di media sosial dengan begitu cepatnya karena memang isinya cukup mengena.
Siapa yang harus bertanggung jawab? Apakah pantas kasus ini didiamkan saja, padahal saat meresmikan tol Brebes, Presiden Jokowi mengatakan jalan tol tersebut akan memperlancar arus mudik.
Ind Police Watch (IPW) mendesak agar kasus kemacetan parah ini diusut tuntas, agar bisa diketahui apakah kemacetan selama 25 jam di tol Brebes itu akibat ketidakbecusan dalam melakukan rekayasa lalulintas.
0 comments:
Post a Comment